Sedikit mengenai catatan Perjalanan ke Pulau Belitung, tangal 2-8 Juni 2010





Belitung adalah salah satu pulau terkaya yang dimiliki oleh Indonesia.Kita dapat berbangga, karena mempunyai negara yang seindah dan sekaya ini. Bagi kalian yang ingin menjelajahi tempat-tempat indah di negeri penghasil timah terbesar di Indonesia ini, backpacking merupakan cara yang lumayan diminati pemuda-pemudi karena menawarkan harga yang miring ;)
Berikut ini adalah beberapa tips dan trik dari saya, kepada semua backpacker yang ingin menghirup udara pantai-pantai eksotis Belitung dengan bebas, tanpa terikat program hotel atau resort dsb. Perlu diingat, pastikan setiap perjalanan yang kalian lakukan harus mempunyai arti. Bukan hanya sekadar bersenang-senang semata, tetapi juga harus memberikan pelajaran yang bermakna untuk kehidupan kalian yang sesungguhnya. Jujur, saya lebih memilih menjadi backpacker daripada traveler karena hal ini yang mendasari saya. So, langsung saja yah!
Pertama sekali, pastikan jadwal perjalanan yang terencana serta prediksi harga tiket yang bisa membuat kalian tetap “survive” di sana. Pastikan tempat2 yang harus dikunjungi, dan yang optional. Sebagai tambahan, nanti akan saya berikan rute yang telah saya tempuh pada 2-9 Juni 2010 lalu. Pantai Tanjung Tinggi (menurut pengamatan saya) adalah pantai yang paling indah, banyak bebatuan granitic yang sangat besar, dan pasir putih. Banyak corals yang cukup indah, pantainya tidak berombak. Untuk mencapai pulau ini dari Jakarta, bisa langsung naik penerbangan komersil dengan tujuan Bandara Buluh Tumbang, Belitung. Semua biaya harus dipertimbangkan. sebagai referensi, di blog selanjutnya akan saya berikan rincian biaya dan catatan perjalanannya.
Sebelum berangkat, pastikan perlengkapan kalian lengkap, mulai dari pakaian, alat mandi, alat sholat, sunblock, payung, dll. Perjalanan yang saya dan rekan saya lakukan adalah backpacking dengan peralatan lengkap hiking, jadi kita bawa peralatan standar lapangan (geologist), termasuk kompas, carrier, panci, kompor lapangan, bahan makanan, pisau komando, senter, survival kit, sleeping bag, obat-obatan, tali-temali, dan tentu saja tenda (tent).
Buat para backpacker yang terlebuh dulu “berlabuh” di Pulau Bangka, kalian harus tahu jadwal kapal yang berangkat ke Belitung. Untuk mencapai Belitung, hanya ada satu kali pemberangkatan kapal per hari, yaitu pada pukul 13.30, menggunakan jetfoil. Biaya penyeberangannya: ekonomi Rp. 148.000, eksekutif Rp. 172.000. Silakan pilih. Saya lebih memilih kelas Ekonomi karena berada di buritan kapal yang terbuka, bagus untuk yang suka melihat langit dan laut lepas. Perjalanan ini akan ditempuh selama 4,5 jam, apabila laut tenang. Kapal akan lebih sesak pada perjalanan Bangka ke Belitung daripada Belitung ke Bangka. Pastikan kalian berada di Pelabuhan Pangkal Balam, bukan pelabuhan Muntok. Beli tiket beberapa jam sebelum pemberangkatan, karena sering kehabisan tiket. Ingat, pemberangkatan cuma sekali sehari. Saat sampai di pelabuhan Tanjug Pandan, hati-hati calo dan salah angkutan. Kalian bisa langsung cari penginapan dan langsung ke Pantai Tanjung Pendam dengan berjalan kaki., tidak perlu naik ojek atau angkot.
Tenang saja meskipun kalian tiba saat hari sudah gelap. Pada saat turun dari kapal, jalan ikuti koridor. Lewat koridor sebelah kanan. Setelah itu terlihat kerumunan angkot bagi yang ingin menuju ke Manggar dan Gantong. Harganya agak mahal, Rp. 100.000. tidak usah naik bagi yang tidak menuju ke sana. Nanti saja sewa sepeda motor, yang kisaran harganya Rp. 50.000 hingga Rp. 60.000 (24 jam). Ada yang menyewakan sekitar Rp. 30.000 hingga Rp. 40.000 untuk 12 jam (pagi-sore).
Keluar dari pagar, jalan ke kanan. Belok kiri di pertigaan. Keluar dari pelabuhan hingga ada gapura “Pelabuhan Tanjung Pandan”. Dari situ, ikuti terus jalan lurus, yang ditengah kedua ruas jalannya ada sungai. Sampai kalian menemukan penunjuk jalan standar (warna hijau dan besar), Pantai Tanjung Pendam ke arah kiri. Ikuti jalan ke arah kiri. Di jalan ini banyak tempat makan,yang paling murah adalah di warung padang. Nasi-ayam Rp. 10.000. Selanjutnya, kalian harus mencari tempat menginap. Teruskan saja jalan ini hingga ke arah pantai. Ada penginapan murah tapi backpacker abis, hanya Rp. 20.000 per malam, di belakang wartel setelah warung padang. Akan ada dua buah masjid, yang pertama lebih kecil, teruskan saja, hingga jalan menikung, dan ada masjid Al-Ihram di sebelah kiri. Bagi yang lebih memilih tinggal di Masjid, silakan saja, tapi tidak boleh tidur di dalam. Kami lebih memilih di Masjid karena lebih nyaman. Jangan lupa jaga kebersihan dan hormati penghuni sekitar. Mereka sangat ramah, tapi kita juga harus sopan, oke?!

1. Pantai Tanjung Pendam


Sebelum sunrise, kalian bisa singgah di Pantai Tanjung Pendam, yang terletak tepat di belakang Masjid Al-Ihram ini. Hati-hati, dulunya ada peringatan dilarang berenang dan memancing di sini, karena pantai ini bekas penggalian timah, sehingga banyak lubang-lubang yang pasirnya belum terkonsolidasi, sehingga bersifat sama dengan pasir hisap / quicksand. Hingga beberapa tahun ini banyak orang yang mati di sana. Sekarang sudah ditimbun, tapi kalian tetap harus berhati-hati. Biaya retribusi Rp. 1000 per orang. Gambar yang diambil oleh rekan saya ini adalah pada saat sunset. Cukup memuaskan menghabiskan waktu di sini pada saat sunset.

2. Pantai Tanjung Tinggi

Untuk meneruskan ke Pantai Tanjung Tinggi, kalian harus berada di jembatan depan pelabuhan (yang jalannya ada selokan di tengahnya) yang telah kalian lalui pada saat tiba kemarin, dibawah pukul 10.00 pagi. Kalau telat, tidak ada lagi angkutan ke Tanjung Tinggi, hanya ada ke Tanjung Binga (Rp. 7000). Kami telat tiba di tempat angkot mangkal ini, kami harus berjalan lebih kurang 15 kilometer dari pertigaan di Tanjung Binga. Untungnya ada Bapak Agus, yang mau memberikan tumpangan dengan menggunakan motornya, padahal kami berdua masing-masingnya membawa carrier yang sangat berat setelah berjalan sejauh 3 kilometer. Pantai Tanjung Tinggi kira-kira 29 kilometer dari Kota Tanjung Pandan. (berdasarkan peta setempat). Kalau kalian tidak mau menginap di Tanjung Tinggi, sewa saja sepeda motor di warung padang tempat di jalan yang ke arah pantai Tanjung Pendam itu. Kalau mau menginap di Tanjung Tinggi, silakan gunakan tenda kalian, ataupun kalau mau, silakan kunjungi rumah Pak Kadus, atau masjid di perkampungan kira-kira satu kilometer dari Pantai Tanjung Tinggi. Kalau mau pakai tenda, minta izin dulu sama Pak RT, yang warungnya berada pada ujung sebelah kiri pantai apabila dilihat dari jalan raya. Jika mau, bisa tinggal di Lor Inn Villa, yang kisaran harganya lebih kurang Rp. 300.000 per malam. Kami lebih memilih menginap di rumah Pak Kadus karena lebih aman, dan juga kami bisa mengobrol dan bertukar pikiran dengan para pelaut yang telah mengelilingi dunia. Berbagi pengalaman hidup dan pengetahuan.
Di tempat ini, kita akan menyaksikan karya Allah SWT. yang sangat indah. hHmparan lautan yang bergradasi, dari hijau ke biru, dengan air yang jernih, terumbu karang, bebatuan, dan pemandangan langit yang fantastis. Pada saat malam hari tiba, bintang-bintang terlihat sangat banyak. Subhanallah, saya belum pernah melihat taburan bintang yang mempunyai pola seperti sungai di langit manapun kecuali di sini, di tanah Belitung ini.
Berhati-hatilah sama bulu babi, jangan menginjak dan merusak terumbu karang, dan jaga kebersihan pantai. Ingat, saat berkemah, pastikan kemah kalian jauh di atas batas tertinggi pasang laut, yang bisa diamati dari batuan-batuan yang ada dan pasir yang masih berumput. Jaga kebersihan, leave no trace. Matikan api unggun saat meninggalkan kemah atau tidur. Semua kedai makanan yang ada di sana akan ditinggal pemiliknya pada pukul 21.00 malam, dan semua lisrik dipadamkan. Tidak ada orang di pantai kecuali kalian, jadi kalian harus tahu posisi kalian di mana apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Masalah mandi jangan khawatir, di pantai ada pemandian umum, yah, kira-kira Rp. 3000. Apabila ingin snorkeling, sewa alatnya di Kota Tanjung Pandan. Saya tidak tahu lokasi penyewaannya dan harganya, karena tidak tahu kalau di Tanjung Tinggi tidak ada penyewaan snorkeling, yang ada hanya ban karet. Jangan terlalu tertutup kepada penduduk sekitar. Sikap keterbukaan kita akan memudahkan kita, misalnya mendapatkan tumpangan, dll. Pastikan kamera kalian siap untuk dijepret ratusan kali. Selamat menikmati pantai Laskar Pelangi kawan!!

3. Pantai Tanjung Kelayang dan Pulau Lengkuas

Pada perjalanan menuju Pantai Tanjung Tinggi, pertigaan terakhir adalah yang menuju ke Tanjung Tinggi ke kanan, yang menuju Tanjung Kelayang ke kiri. Jaraknya tidak terlalu jauh dari Tanjung Tinggi. Di pantai ini terdapat pos polisi. Kami tidak singgah di sini, karena menurut penduduk sekitar, Tanjung Tinggi merupakan pantai paling indah di Belitung, lagipula, kami mendapatkan tumpangan dari turis lokal asli Belitung ke kota Tanjung Pandan. Dari pantai ini, kalian bisa meminta tolong untuk diantar ke Pulau Lengkuas kepada nelayan, silakan nego harga sendiri. Di Pulau lengkuas terdapat mercusuar yang kalian bisa naiki, dan pemandangannya (katanya) sangat indah apabila dilihat dari mercusuar ini.

4. Pantai Bukit Berahu

Di pantai ini banyak perahu nelayan yang berlabuh, namanya juga bukit berahu (berahu=perahu). Terdapat penginapan dan cottage, yang penginapannya agak mahal, Rp. 742.000, fasilitas AC dan kamar 2 buah. Cottagenya yang terletas persis di pinggir pantai, Rp. 264.000 per malam, bentuknya kamar dengan dinding kayu. Pantainya tidak lebih indah daripada Tanjung Tinggi.

5. Kota Tanjung Pandan

Setelah kembali lagi ke kota, kalian bisa menyewa sepeda motor untuk membeli oleh-oleh atau cindera mata. Di sepanjang jalan utama banyak took oleh-oleh, tapi pada hari minggu semuanya tutup. Kami tidak sempat membeli oleh-oleh, karena kami berada pada kota ini di hari terakhir, dan itu hari minggu. Kami hanya sempat membeli beberapa keong pada hari sabtunya. Bagi para geologist, silakan berburu kuarsa Belitung, dan pasir timah Belitung di toko oleh-oleh dengan harga yang sangat terjangkau, Rp. 15.000 untuk kuarsa dan Rp. 8000 untuk pasir timah. Ada juga Batu Satam, batumulia khas Belitung. Aneh juga, terbentuk quartz (kuarsa) dengan hablur (Kristal) yang sempurna di daerah dengan batuan granitik. Mungkin terbentuk dari endapan mineral. Terdapat juga Museum Tanjung Pandan, terletak dekat dengan Pantai Tanjung Pendam.

6. SD Muhammadiyah Gantong (SD Laskar Pelangi)


Untuk pergi ke sini, kalian bisa menyewa sepeda motor. Perjalanan kira-kira 3 jam dari kota Tanjung Pandan, dengan kecepatan kira-kira 60 km/jam. Silakan tanya jalannya sama pak polisi atau penduduk sekitar. Atau, kalau kalian tahu posisi tugo kota, dari arah pantai Tanjung Pendam, tugu itu terletak di persimpangan. Pada lampu merah, belok kanan, sampai bertemu persimpangan tepat di depan Pegadaian. Belok kiri, lurus terus sampai bertemu masjid di sebelah kanan, belok ke kanan. Setelah itu, ikuti saja jalannya, menuju ke kota Manggar. Manggar adalah kota paling timur dari pulau Belitung ini, sedangkan Tanjung Pandan adalah kota paling barat. Tanjung tinggi adalah pantai di Utara Belitung. Gantong adalah kecamatan yang terletak di selatan Manggar, (terletak di tenggara pulau Belitung). Jadi, kalau kalian sudah ke semua tempat ini, berarti kalian sudah benar-benar menjelajahi Belitung. Untuk ke Gantong ini, kalian akan melewati Manggar. Jangan khawatir, di sepanjang jalan banyak yang jual bensin, meskipun banyak hutan-hutan. Hutan berselang-seling dengan perkampungan. Hutan sejauh 600 m, diselingi kampung 500 m, begitu seterusnya.
SD muhammadiyah yang asli sudah digusur, yang ada hanya replikanya, terletak di Desa Selingsing, di belakang kantor Lurah. SD yang asli sudah diganti menjadi SD NEGERI 9 Gantung. Aneh, kenapa SD muhammadiyah harus digusur ya?! Padahal kalau membuat SD yang baru di tempat lain, kan tidak perlu membuat replikanya, yang seolah-olah menjadi “lebih bagus”. Tanya ken, apa???? Hahaha. Kami mengunjungi lokasi asli dan replikanya, dan menyempatkan diri berfoto di kedua tempat tersebut. Ada juga Pantai Burung Mandi sebelum mencapai Manggar. Di sepanjang jalan dari Manggar ke Gantong, kalian akan menemukan bekas tambang timah, berupa danau-danau dan gundukan pasir.
Setelah puas, kembali lagi ke Tanjung Pandan untuk pulang, dan berkeliling kota untuk membeli berbagai souvenir ataupun tiket.
Bagi Backpacker yang ingin pulang melalui Pulau Bangka, pemberangkatan kapal juga cuma satu kali sehari, tapi jam pemberangkatannya berbeda, yaitu pukul 07.00 dari Pelabuhan Tanjung Pandan (Pulau Belitung). Tiket eksekutif tersedia di agen-agen yang ada di kota Tanjung Pandan (Belitung), dan yang ekonomi ataupun eksekutif tersedia di pelabuhan, pada pukul 06.00Muntok (Bangka) ke Boom Baru (Palembang) jika penumpangnya ramai. Travel kurang lebih Rp.50.000, penyeberangan Rp.150.000 untuk kelas Ekonomi. Jika tidak ada yang menjual, terpaksa harus menginap lagi di Bangka, untuk penyeberangan esoknya atau langsung naik Bus ke Muntok, dan naik kapal ferri. pagi. Jika ingin langsung ke Palembang, di kapal Express Bahari ini akan dijual tiket travel beserta kapal untuk menyeberang dari pelabuhan
Untuk penyeberangan ferri, dari pelabuhan Pangkal Balam, naik angkot merah ke Pasar (Rp.3000). Dari Pasar (depan Ramayana), naik angkot hitam ke arah terminal (Rp.3000). turun di lampu merah di Jalan Muntok (nama Jalan) untuk naik bis Ke pelabuhan Muntok (Rp.25.000). Minta sama supir untuk turun di persimpangan ke Pelabuhan Tanjung Kelian. Turun, naik Ojek, minta diantar ke Pelabuhan kapal Ferri (Rp.10.000). di Pelabuhan, beli tiket ferri di pintu gerbang depan (Rp.40.000). Kalian akan berada di laut selama 12 jam. Kalau dihitung-hitung, lebih untung daripada harus menginap dan menunggu jetfoil. Lagipula kita tiba lebih pagi di Palembang.
Saat sudah sampai di Palembang, kapal akan menyusuri Sungai Musi dan melewati Jembatan Ampera yang sangat terkenal itu. Kalau tiba sebelum matahari terbit, demi keamanan, JANGAN TURUN DARI FERRI. Daerah ini terkenal dengan pemalakannya. Kalau tim backpacker ramai dan banyak prianya, gak masalah. Atau bisa saja menumpang di pos satpam. Setelah terang, bisa meneruskan perjalanan pulang.
Itulah beberapa informasi yang saya berikan, banyak sekali pelajaran yang bisa kita petik dari perjalanan seperti ini. Mulai dari filosofi hidup, visi-misi kehidupan, share dengan orang dari berbagai kalangan, pengalaman hidup mereka bisa kita jadikan contoh ataupun pelajaran yang tidak akan didapatkan di hotel-hotel mewah dan kapal pesiar ;)). Sejauh apapun kau terdampar, selalu ada masjid untuk beratap.
Berikut adalah perincian dana perjalanan kami ke Bangka-Belitung:
Berangkat dari Bandung, Jawa Barat.
- angkot: = Rp 2000.

- KA bisnis ke Jakarta: Rp 40.000

-Damri Bandara: Rp. 20.000

-Pesawat-Bangka (+TAX) : Rp 410.000


Pulau Bangka
-angkot Bangka-Pantai Pasir Padi: Rp 3000.
-angkot pelabuhan (2x naik): Rp 6000
-Jetfoil Bangka-Belitung ekonomi: Rp.148.000
Pulau Belitung
-Retribusi Pantai Tanjung Pendam: Rp. 1000
-Angkot Tanjung Binga: Rp.7000.
-Rental motor 12 jam: Rp 40.000
-Bensin: Rp.40.000
-Jetfoil Belitung-Bangka: Rp 148.000
-Angkot: Rp.8000
-Bus Pangkal Balam-Tanjung Kelian: Rp.25.000
-Ferry ke Palembang: Rp.40.000
Pulau Sumatera (Palembang)
-Bus Kota: Rp.2000
-Bus ALS pulang ke Riau: Rp.225.000
TOTAL: Rp 1.163.000

“Tiap hari kau harus menentukan, apakah jadi orang baik atau jahat, dan kau harus siap dengan semua konsekuensinya”.
Semoga perjalanan ini bisa menjadi pembelajaran dan pendewasaan bagi jiwa-jiwa yang teguh.
Terima kasih untuk rekan backpacker, M.F.Nug.